Bantah Berita Hoax, ini Penjelasan Direktur Utama PT IWS Sonder

salah satu penjaga taman dari PT IWS Sonder yang dianiaya

Minahasa, Multiverum.com – Kejadian Penikaman menggunakan tombak dan sajam yang terjadi di desa Sendangan Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa, Minggu (12/2/23) dini hari viral di media sosial.

Adanya Berita Facebook milik oknum yang terlibat Pengerusakan yang di sebarkan melalui grup Lambe Kawanua yang tidak sesuai fakta.

Rupanya, pemicu peristiwa ini terjadi, karena ada pergantian pengurus tempat wisata Taman Eman di Sonder, di ketahui saat ini tempat wisata tersebut sudah menjadi tanggungjawab sepenuhnya oleh Ferdinand Eman selaku Direktur Utama PT.IWS berdasarkan hasil RUPS.

Dalang otak peristiwa ini rupanya Oknum Ruddy E, sejak berpindah kepengurusan, Ruddy CS menjadi pelaku pembuat pengerusakan di buktikan dari banyaknya catatat kriminal berulang di Polda Sulawesi Utara, Polres Tomohon dan Polsek Sonder.

Deymer Malonda, S.H, M.A sebagai kuasa hukum PT. IWS yang di beri kuasa oleh Direktur Utama melaporkan setiap kejadian ke pihak kepolisian.

“Sangat di sesali pihak kepolisian tidak melakukan tugasnya dengan baik melainkan turut tampil diberbagai media cetak dan media buzzer dimedia sosial menyebarkan informasi Hoax atas peristiwa berdarah ini di Sonder, sampai saat ini tidak ada aksi nyata aparat kepolisian menetapkan keadilan peristiwa di Sonder, akibat kurang cepatnya penanganan dan respond dari aparat hukum sehingga, peristiwa ini terus berlanjut,” Ungkap Deymer Malonda.

Awal kejadian Ruddy E yang menugaskan para preman, okmum terduga Jendo dan Vence L menyerang klien kami sejak tanggal 25 bulan januari. Tanggal 11
Februari dua oknum Jendo dan VL masuk ke lokasi PT. Wisata Sonder dengan membawa tombak dan mengejar para penjaga yg ada di lokasi saat itu”, Terang Deymer.

Sebelumnya rumah milik Ferdinand Eman sempat dilempari batu di ikuti teriakan ancaman oleh para preman yang membawa senjata tajam (Sajam) saat peristiwa itu terjadi, dua orang penjaga rumah yang ada di dalam rumah terluka, kemudian korban Ferdinand E dan korban lainnya langsung dilarikan ke rumah sakit bethesda tomohon, dan membuat laporan polisi. Selang beberapa jam pihak kepolisian sempat menangkap beberapa orang yang diduga pelaku kejahatan”, tambah Deymer Malonda.

“Beberapa waktu berselang pihak kepolisian melepaskan 3 orang terduga tersangka yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Berdalih alasan salah seorang polisi mengatakan korban belum melakukan pelaporan polisi, padahal pengacara korban sudah membuat laporan dan sudah ada bukti surat laporan polisinya”, Jelas Deymer Malonda.

Sampai saat ini kondisi rumah korban terdapat pecahan kaca rumah yang hancur.

Terkejut pihak korban juga membaca berita hoax dengan tegas menyatakan tidak ada penikaman dan yang ibu kena pecahan kaca akibat lemparan orang tidak diketahui, ini buktinya ada permainan, dan bukti polisi yang terlibat tidak professional dalam menangani kasus ini”, Tutup pengacara Deymer Malonda.

Diketahui, kejadian ini juga di posting oleh akun Lambe kawanua ini pada minggu, 12/02/2023 di beberapa akun media sosial.

Postingan tersebut yang mengatakan bahwa aksi penikaman menggunakan sajam dan tombak di Sonder Minahasa terjadi karena didasari balas dendam dari Ferdinand E, padahal faktanya Ferdinand merupakan korban para preman.

Berita Hoax tersebut langsung di bantah oleh Ferdinand E yang menegaskan bahwa
“Saya ini korban bukan pelaku, jadi media Buzzer Lambe Kawanua, Saya harap bisa lebih jeli lagi dalam membuat postingan, agar tidak banyak masyarakat yang disesatkan oleh informasi yang salah, Saya pun menyayangkan Pihak kepolisian yang turut tampil hingga membiarkan statement dimedia Buzzer dengan informasi Hoax tersiar” Pungkas Ferdinand selaku direktur utama PT.IWS. (AS)

Redaksi MV: