Mitra, Multiverum.com – Bupati Minahasa Tenggara, Ronald Kandoli Bersama Wakil Bupati Fredy Tuda, menghadiri Rapat Paripurna Mendengarkan Pidato Presiden RI Dalam Rangka Penyampaian Pengantar/Keterangan Pemerintah Atas Rancangan Undang-Undang Tentang Anggraran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2026, Beserta Nota Keuangan Dan Dokumen Pendukung Lainnya.
Rapat Paripurna Tersebut Dipimpin Oleh Ketua DPRD Sophia Antou, Didampingi Wakil Ketua Tonny Lasut, Katrien Mokodaser Serta Dihadiri Oleh, Danramil, Sekda David Lalandos, Para Anggota DPRD, Pejabat Tinggi Pratama Dilingkup Pemkab Mitra.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo membuka dengan refleksi sejarah perjuangan bangsa sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 hingga perjalanan kepemimpinan presiden-presiden terdahulu. Ia menegaskan bahwa tujuan kemerdekaan adalah membebaskan rakyat dari kemiskinan, kelaparan, dan penderitaan, serta mewujudkan negara yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur sesuai amanat UUD 1945.
Presiden juga menyoroti keberhasilan transisi kepemimpinan nasional dari Presiden Joko Widodo ke pemerintahannya yang berjalan lancar, penuh persatuan, dan diakui dunia internasional.
“Kita menganut demokrasi khas Indonesia, demokrasi yang mempersatukan, bukan saling menjatuhkan,” tegasnya.
Dalam aspek pemberantasan korupsi, Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa korupsi masih menjadi masalah besar bangsa. Sejak awal pemerintahannya, ia telah mengamankan Rp300 triliun anggaran negara dari potensi penyalahgunaan, seperti pada pos perjalanan dinas dan pengadaan yang rawan diselewengkan, untuk dialihkan kepada program-program produktif yang langsung dirasakan masyarakat.
Di bidang ekonomi, Presiden menegaskan komitmen menjalankan Pasal 33 UUD 1945 secara konsisten untuk pemerataan kesejahteraan. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2025 tercatat 5,12% dengan realisasi investasi semester pertama sebesar Rp942 triliun, meningkat 13,6% dibanding tahun sebelumnya, dan berhasil menyerap 1,2 juta tenaga kerja.
Presiden memaparkan sejumlah program strategis rakyat, di antaranya Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini telah menjangkau 20 juta penerima, termasuk anak sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui. Program ini membentuk 5.800 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi di 38 provinsi, menciptakan 290 ribu lapangan kerja baru, serta melibatkan satu juta petani, nelayan, peternak, dan UMKM.
Dalam sektor ketahanan pangan, pemerintah membuka 2 juta hektar sawah baru di berbagai daerah, menaikkan harga beli gabah menjadi Rp6.500 per kilogram, hingga berhasil mencapai stok beras nasional lebih dari 4 juta ton—tertinggi dalam sejarah. Indonesia juga kembali mengekspor beras dan jagung untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun. Presiden menegaskan larangan praktik penimbunan barang pokok, dan mengumumkan kebijakan izin khusus bagi usaha penggilingan beras skala besar atau pengelolaannya oleh BUMN/BUMD.
Untuk pengentasan kemiskinan, pemerintah membentuk Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) agar bantuan tepat sasaran, membangun 100 Sekolah Rakyat (target 300 sekolah), merenovasi rumah tidak layak huni, serta meningkatkan kuota fasilitas pembiayaan rumah subsidi (FLPP) dan Tapera.
Di bidang pendidikan dan teknologi, 20% APBN dialokasikan untuk pendidikan, gaji guru ASN dinaikkan, tunjangan guru non-ASN ditransfer langsung, serta renovasi 13.800 sekolah dan 1.400 madrasah. Pemerintah juga membangun sekolah unggul Garuda dan SMA Taruna Nusantara Terintegrasi di berbagai wilayah, serta membagikan 288 ribu layar pintar ke sekolah hingga pelosok desa.
Presiden turut mengumumkan pembentukan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih untuk menyediakan kebutuhan pokok murah dan membuka lapangan kerja, serta mendirikan Danantara, lembaga pengelola investasi dengan aset lebih dari USD 1 triliun untuk mendorong hilirisasi SDA dan penciptaan lapangan kerja berkualitas.
Sektor kesehatan juga menjadi perhatian dengan program Cek Kesehatan Gratis yang telah dimanfaatkan 18 juta warga, peningkatan kelas 66 rumah sakit kabupaten, dan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sanur sebagai pusat layanan medis internasional.
Dalam bidang kedaulatan sumber daya, pemerintah telah menertibkan 3,1 juta hektar lahan sawit ilegal dan berencana menindak tambang-tambang ilegal. Pertahanan negara diperkuat dengan pembentukan komando dan satuan baru TNI sesuai doktrin Sishankamrata.
Presiden juga menegaskan peran aktif Indonesia di kancah internasional, termasuk bergabung dengan BRICS, menyelesaikan perundingan dagang strategis, dan memperjuangkan pengakuan negara Palestina.
Pidato ditutup dengan ajakan persatuan seluruh elemen bangsa untuk menghapus kemiskinan ekstrem, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan membawa Indonesia menjadi kekuatan ekonomi serta moral yang disegani dunia.
“Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju. Dirgahayu Republik Indonesia ke-80. Merdeka! Merdeka! Merdeka!” pungkas Presiden Prabowo.(*/nox)