Franz De Musa Ajak Mahasiswa Papua Sulut jadi Pembawa Perubahan, Pengontrol Sosial dan Calon Pemimpin

Franz De Musa

Franz De Musa Ajak Mahasiswa Papua Sulut jadi Pembawa Perubahan, Pengontrol Sosial dan Calon Pemimpin

Tomohon, Multiverum.com – Tokoh pemuda milenial yang peduli dengan kemajuan bangsa dan daerah, Franz De Musa mendorong para mahasiswa asal Papua yang ada di Sulawesi Utara (Sulut), untuk bisa menjadi pembawa perubahan, pengontrol sosial dan calon pemimpin masa depan.

Hal ini dijelaskannya setelah pemerintah Papua sudah memberikan peluang terbuka bagi putra putri Papua untuk berkarya dan berkarir dimana saja.

Menurutnya, kesempatan atau pun peluang yang diberikan itu tentu wajib dimanfaatkan dengan maksimal karena para orang tua ataupun pendahulu telah memilih dan berjuang agar nantinya anak cucu mereka bisa hidup lebih baik dari mereka, dan memiliki kehidupan yang mapan dan sejahtera.

“Sebagai mahasiswa yang memiliki intelektual terbaik, jangan selalu beralasan bahwa tidak diperhatikan oleh Pemerintah, tetapi sebenarnya pemerintah telah memberikan banyak sekali peluang yang tidak kita manfaatkan sebaik mungkin.
Kita bisa seperti ini karena perjuangan para pendahulu kita. Jadi, jangan ada yang ingkar janji mengatakan bahwa ini atau itu dan sebagainya karena ada orang-orang tua, ada tete nenek moyang kita, ada keturunan kita yang membuka ruang-ruang kehidupan bangsa ini. Demikian juga di tanah Papua ini, peradaban itu sudah dibuka, syukuri semuanya,” tegas De Musa, Jumat (18/08-2023).

Lanjutnya, dewasa ini persaingan global dengan memanfaatkan kemajuan teknologi tidak bisa dibendung lagi. Namun sekali lagi hal tersebut bisa disikapi dengan mempelajari dan menggunakan dengan baik dan bijak, bahkan ada yang bisa mendapatkan income dari kemajuan teknologi tersebut.

“Seharusnya kita tidak boleh banyak menuntut, tetapi kita harus memanfaatkan apa yang bisa kita laksanakan. Tadi saya, sudah menyinggung bahwa tanah ini adalah surga kecil yang jatuh ke bumi dan semuanya, sehingga bagaimana kita yang harus bisa memanfaatkan peluang ini,” ungkapnya.

Lanjutnya, dengan alasan tersebut kiranya seluruh Mahasiswa Papua yang sedang melaksanakan Study di Sulut agar belajarlah dengan baik serta fokus untuk membangung kesejahteraan diri sendiri, keluarga bahkan lebih khusus bisa membangun Tanah Papua.

“aperibahasa “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung tinggi,” memiliki makna intrinsik berisi pesan tersirat, nasihat, ataupun prinsip hidup masyarakat Indonesia. Peribahasa ini mengandung makna bahwa seseorang sudah sepatutnya mengikuti atau menghormati adat istiadat yang berlaku di tempat ia hidup atau tinggal. Jadi sudah selayaknya kita Mahasiswa Papua yang study di Sulut wajib menghormati adat istiadat yang ada seperti kita menghormati adat istiadat yang ada di tanah Papua,” pungkas De Musa.(nox)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *