Bolmong, Multiverum.com – Upaya pelestarian satwa endemik Sulawesi terus dilakukan pihak Lestari Bumi Hijau. Terkini, mereka kembali melakukan rangkaian penelitian populasi dan perilaku burung maleo (Macrocephalon maleo) di Sanctuary Maleo Tambun, Dumoga Timur.
Kegiatan ini menjadi bagian dari Program Konservasi CSR AQUA MINUT Lestari di Gunung Klabat, Airmadidi, yang merupakan wujud nyata komitmen AQUA dalam menjaga kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati.
Dijelaskan Ketua Lestari Bumi Hijau, Brivy Lotulung, temuan burung Maleo yang merupakan satwa endemik Sulawesi yang dilindungi menjadi bukti keberhasilan upaya konservasi yang kami jalankan bersama masyarakat dan pemangku kepentingan. Inisiatif ini sejalan dengan Danone Impact Journey, yang menekankan pentingnya keberlanjutan, perlindungan sumber daya alam, dan pelestarian ekosistem untuk generasi mendatang.
“Penelitian melibatkan tim lapangan dan didampingi oleh Maxwell sebagai ahli Maleo yang fokus pada pemantauan sarang, pola bertelur, suhu lokasi peneluran, tingkat penetasan, serta interaksi burung maleo dengan lingkungannya. Data yang dikumpulkan diharapkan dapat mendukung strategi perlindungan habitat dan peningkatan keberhasilan penetasan telur maleo,” ujar Brivy.
Lanjutnya, penelitian ini sangat penting mengingat ancaman terhadap burung maleo masih tinggi, mulai dari perusakan habitat, perburuan telur, hingga gangguan predator alami.
“Kami berkomitmen memberikan kontribusi nyata dalam menjaga satwa kebanggaan Sulawesi. Sanctuary Tambun adalah salah satu lokasi kunci, sehingga pemahaman ilmiah terhadap perilaku maleo menjadi dasar bagi kebijakan konservasi yang tepat,” ujarnya.
Selain pengumpulan data menurutnya, Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan kesadaran bahwa keberhasilan konservasi maleo memerlukan peran bersama yang nantinya akan melakukan edukasi dan sosialisasi terhadap masyarakat kaki Gunung Klabat
“Hasil penelitian ini akan aplikasikan sebagai pemantapan sumber daya dalam upaya pelestarian Maleo di Gunung Klabat sehingga populasi maleo di Sulawesi Utara tetap terjaga dan dapat berkembang di habitat alaminya,” tukasnya.(nox)
