Tomohon, Multiverum.com – Wali Kota Tomohon, Caroll JA Senduk SH membuka Focus Group Discussion (FGD) terkait revisi Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA), pada Rabu (17/12-2025) yang digelar di Michi No Eki Pakewa Tomohon.

Kadis Pariwisata Kota Tomohon, Judhistira Siwu menjelaskan, Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam merumuskan arah pembangunan pariwisata daerah yang lebih terarah, sistematis, dan berkelanjutan. Pemerintah Kota Tomohon melalui Dinas Pariwisata menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dalam forum diskusi tersebut untuk menghimpun gagasan serta masukan strategis.

Sementara itu, Wali Kota Tomohon dalam sambutannya mengungkapkan, perlunya keseriusan pemerintah merevisi Perda tentang Ripparda guna menyesuaikan dengan perkembangan sektor pariwisata dan kebutuhan hukum terkini.

“Revisi ini merupakan tindak lanjut dimana perda sebelumnya sudah tak memiliki kekuatan hukum sejak ditetapkan pada tahun 2016. Perda ini belum pernah direvisi sehingga menjadi sangat penting dan strategis oleh karena ada perubahan regulasi dengan adanya revisi undang-undang kepariwisataan yang baru di undang-undang nomor 18 tahun 2025 tentang perubahan ketiga atas undang-undang nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan,” jelas Caroll.

Lanjutnya, kita perlu ada penyesuaian terhadap permen peraturan menteri pariwisata nomor 10 tahun 2016 tentang pedoman penyusunan rencana induk pembangunan kepariwisataan Provinsi dan Kabupaten/Kota, agar pengembangan pariwisata di kota Tomohon lebih relevan dan aktual mengikuti perubahan regulasi perkembangan trend pariwisata global serta kebutuhan dan potensi daerah yang terus berkembang.

“Melalui pelaksanaan FGD ini, dibuka ruang partisipasi seluas-luasnya bagi seluruh pemangku kepentingan untuk memberikan masukan saran dan pemikiran konstruktif, agar dokumen yang kita susun mampu menjadi pedoman adaptif, realistis dan implementasi bagi pembangunan pariwisata daerah ke depan. Pembangunan pariwisata ke depan tidak dapat dilakukan oleh pemerintah semata tetapi membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat dan seluruh stakeholder terkait untuk menyatukan pemahaman Tomohon sebagai kota wisata dunia,” tukasnya.(nox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *