Giliran Pelsus Wilayah Manado Utara Diberi Pemahaman Penatalayanan Gereja oleh Senator SBANL
Manado, Multiverum.com – Ketua BPMS GMIM, Pdt Dr Hein Arina bersama Anggota DPD MPR RI, Senator Ir Stefanus BAN Liow MAP (SBANL) hadir dalam kegiatan Katekisasi Tahap III Pelayan Khusus (Pelsus) se Wilayah Manado Utara Tiga, baru baru ini bertempat di Brian Janny Waleleng Villa dan Cottage, Kolongan Mapanget.
Dalam kegiatan Katekisasi Tahap III Pelsus se Wilayah Manado Utara Tiga, yang diikuti sekitar 200 peserta dari 9 jemaat, tampil sebagai pemateri adalah Ketua BPMS GMIM Pdt. Dr. Hein Arina, Anggota DPD RI/MPR RI Ir. Stefanus BAN Liow, MAP serta Korbid Data dan Infokom Sinode GMIM Pdt. Melky Tamaka, MTh.
Pdt Dr Hein Arina menguraikan materi tentang Kepemimpinan dan Manajemen Gereja. Sementara Senator Stefanus Liow yang adalah Anggota BPMS GMIM dan Ketua Komisi P/KB Sinode GMIM Periode 2014-2018, membawakan materi Penatalayanan Gereja dibidang politik, lingkungan hidup, ekonomi dan kewirausahaan. Disisi lain, Pdt Melky Tamaka membekali peserta tentang Berkhotbah dan Penggembalaan. Ketua dan Sekretaris BPMW Manado Utara Tiga.
Pdt Tommy Weken, MTh dan Pnt. Dr. Ir. Laurens Bulo, MSc,MAP pun mengungkapkan puji syukur kepada Tuhan karena kegiatan Katekisasi Tahap III boleh terlaksana dengan baik. Baik Pdt Weken maupun Pnt Bulo juga berterima kasih atas keikursertaan peserta yang notabene adalah Pelayan Khusus dari 9 Jemaat se Wilayah Manado Utara Tiga.
“Bahkan tentunya disampaikan terima kasih atas fasilitas dari Keluarga Brian Waleleng-Ticoalu. Demikian halnya ketiga pemateri yakni Ketua BPMS GMIM Pdt Dr. Hein Arina, Anggota DPD RI/MPR RI Ir. Stefanus BAN Liow, MAP serta Kobid Data Informasi Sinode GMIM Pdt. Melky Tamaka, MTh,” tutur mereka kompak.
Sementara itu, Pdt Arina mengajak Pelsus untuk tetap mencintai Gereja Tuhan, apapun pergumulan dan tantangan yang dihadapi dengan senantiasa mengandalkan Tuhan.
Senator Stefa yang adalah Penasehat P/KB Sinode GMIM Periode 2022-2027 kembali mengingatkan pentingnya sebagai pemimpin didalamnya Pelsus untuk memiliki pengetahuan, ketrampilan dan karakter yang baik. Memang terbilang berat menjadi Pelsus sebagai pemimpin ditengah jemaat, karena harus menjadi teladan yang mulai dari diri sendiri disertai pengorbanan waktu, tenaga, pikiran bahkan materi.
“Namun melaksanakan tugas pelsus adalah sesungguhnya ringan dan mulia karena menjadi pemimpin ditengah jemaat dan bekerja diladang Tugan, dimana dalam pekerjaan Tuhah, jerih payah tidak sia-sia,” terang senator kebanggaan warga Sulut ini.
Lanjutnya, untuk mencapai kemandirian atau kedewasaan gereja, maka perlu dimaksimalkan aspek teologi serta pemberdayaan sumber daya manusia dan dana. Banyak potensi yang Tuhan berikan dan kita diberikan tanggungjawab untuk mengelola dalam rangka peningkatan ekonomi keluarga dan jemaat, kelestarian lingkungan diantaranya jangan membuang sampah sembarangan.
“Terkait dibidang politik, gereja jangan tabu, karena sesungguhnya hakekat politik adalah untuk mewujudkan keadilan, kebenaran dan kesejahteraan,” tegasnya.
Disisi lain, Pdt Melky Tamaka dengan gayanya yang khas membekali peserta dengan metode dan materi yang perlu disiapkan, disampaikan dan dilaksanakan jika berkhotbah dan menggembalakan. Berkhotbah dan menggembakan adalah juga menjadi tugas dan tanggungjawab sebagai Pelsus GMIM.(nox)